Imam al-Bukhari (194-256H) dengan sanadnya merekodkan: Diceritakan kepadaku
oleh Abdullah bin Muhammad, diceritakan kepada kami oleh Abdul Razzaq,
diberitakan kepada kami oleh Ma`mar, daripada Ayyub as-Sakhtiyani dan Kasir bin
Kasir bin al-Muthollib bin Abi Wada`ah, setiap orang menambah antara satu sama
lain, daripada Sa`id bin Jubair, Ibnu Abbas berkata:
أَوَّلَ مَا اتَّخَذَ
النِّسَاءُ المِنْطَقَ مِنْ قِبَلِ أُمِّ إِسْمَاعِيلَ، اتَّخَذَتْ مِنْطَقًا
لِتُعَفِّيَ أَثَرَهَا عَلَى سَارَةَ، ثُمَّ جَاءَ بِهَا إِبْرَاهِيمُ
وَبِابْنِهَا إِسْمَاعِيلَ وَهِيَ تُرْضِعُهُ، حَتَّى وَضَعَهُمَا عِنْدَ البَيْتِ
عِنْدَ دَوْحَةٍ، فَوْقَ زَمْزَمَ فِي أَعْلَى المَسْجِدِ، وَلَيْسَ بِمَكَّةَ
يَوْمَئِذٍ أَحَدٌ، وَلَيْسَ بِهَا مَاءٌ،
"Wanita pertama yang menggunakan ikat pinggang adalah ibu Nabi
Isma'il 'Alaihissalam. Dia menggunakannya untuk menghilangkan jejak dari Sarah
kemudian Ibrahim 'Alaihissalam membawanya berserta anaknya Isma'il yang saat
itu ibunya masih menyusuinya hingga Ibrahim 'Alaihissalam menempatkan keduanya
dekat Baitullah (Ka'bah) pada sebuah gubuk di atas zamzam di ujung al-masjidil
Haram. Waktu itu di Makkah tidak ada seorangpun yang tinggal di sana dan tidak
ada pula air.
فَوَضَعَهُمَا هُنَالِكَ،
وَوَضَعَ عِنْدَهُمَا جِرَابًا فِيهِ تَمْرٌ، وَسِقَاءً فِيهِ مَاءٌ، ثُمَّ قَفَّى
إِبْرَاهِيمُ مُنْطَلِقًا، فَتَبِعَتْهُ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ فَقَالَتْ: يَا
إِبْرَاهِيمُ، أَيْنَ تَذْهَبُ وَتَتْرُكُنَا بِهَذَا الوَادِي، الَّذِي لَيْسَ
فِيهِ إِنْسٌ وَلاَ شَيْءٌ؟ فَقَالَتْ لَهُ ذَلِكَ مِرَارًا، وَجَعَلَ لاَ
يَلْتَفِتُ إِلَيْهَا، فَقَالَتْ لَهُ: آللَّهُ الَّذِي أَمَرَكَ بِهَذَا؟ قَالَ
نَعَمْ، قَالَتْ: إِذَنْ لاَ يُضَيِّعُنَا،
Ibrahim menempatkan keduanya disana dan meninggalkan semacam karung
berisi kurma dan kantung/geriba berisi air. Kemudian Ibrahim pergi untuk
meninggalkan keduanya. Maka Ibu Isma'il mengikutinya seraya berkata;
"Wahai Ibrahim, kamu mau pergi kemana?. Apakah kamu (tega) meninggalkan
kami di lembah yang tidak ada seorang manusia dan tidak ada sesuatu apapun
ini". Ibu Isma'il terus saja mengulang-ulang pertanyaannya berkali-kali
hingga akhirnya Ibrahim tidak menoleh lagi kepadanya. Akhirnya ibu Isma'il bertanya;
"Apakah Allah yang memerintahkan kamu atas semuanya ini?". Ibrahim
menjawab: "Ya". Ibu Isma'il berkata; "Kalau begitu, Allah tidak
akan menelantarkan kami".
ثُمَّ رَجَعَتْ، فَانْطَلَقَ إِبْرَاهِيمُ
حَتَّى إِذَا كَانَ عِنْدَ الثَّنِيَّةِ حَيْثُ لاَ يَرَوْنَهُ، اسْتَقْبَلَ
بِوَجْهِهِ البَيْتَ، ثُمَّ دَعَا بِهَؤُلاَءِ الكَلِمَاتِ، وَرَفَعَ يَدَيْهِ
فَقَالَ: رَبِّ {إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ
عِنْدَ بَيْتِكَ المُحَرَّمِ} [إبراهيم: 37]- حَتَّى بَلَغَ - {يَشْكُرُونَ}
[إبراهيم: 37]
Kemudian ibu Isma'il kembali dan Ibrahim melanjutkan perjalanannya
hingga ketika sampai pada sebuah bukit dan orang-orang tidak melihatnya lagi,
Ibrahim menghadap ke arah Ka'bah lalu berdo'a untuk mereka dengan beberapa
kalimat do'a dengan mengangkat kedua belah tangannya, katanya: "Rabbi,
("sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian dari keturunanku di lembah
yang tidak mempunyai tanaman-tanaman di dekat rumah-Mu yang disucikan")
hingga sampai kepada (semoga mereka menjadi hamba-hamba yang bersyukur) (QS
Ibrahim ayat 37.
" وَجَعَلَتْ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ تُرْضِعُ
إِسْمَاعِيلَ وَتَشْرَبُ مِنْ ذَلِكَ المَاءِ، حَتَّى إِذَا نَفِدَ مَا فِي
السِّقَاءِ عَطِشَتْ وَعَطِشَ ابْنُهَا، وَجَعَلَتْ تَنْظُرُ إِلَيْهِ يَتَلَوَّى،
أَوْ قَالَ يَتَلَبَّطُ، فَانْطَلَقَتْ كَرَاهِيَةَ أَنْ تَنْظُرَ إِلَيْهِ،
فَوَجَدَتِ الصَّفَا أَقْرَبَ جَبَلٍ فِي الأَرْضِ يَلِيهَا، فَقَامَتْ عَلَيْهِ،
ثُمَّ اسْتَقْبَلَتِ الوَادِيَ تَنْظُرُ هَلْ تَرَى أَحَدًا فَلَمْ تَرَ أَحَدًا،
فَهَبَطَتْ مِنَ الصَّفَا حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الوَادِيَ رَفَعَتْ طَرَفَ
دِرْعِهَا، ثُمَّ سَعَتْ سَعْيَ الإِنْسَانِ المَجْهُودِ حَتَّى جَاوَزَتِ
الوَادِيَ، ثُمَّ أَتَتِ المَرْوَةَ فَقَامَتْ عَلَيْهَا وَنَظَرَتْ هَلْ تَرَى
أَحَدًا فَلَمْ تَرَ أَحَدًا [ص:143]، فَفَعَلَتْ ذَلِكَ سَبْعَ مَرَّاتٍ،
Kemudian ibu Isma'il mulai menyusui anaknya dan minum dari air
persediaan hingga ketika air yang ada pada geriba habis dia menjadi haus begitu
juga anaknya. Lalu dia memandang kepada Isma'il sang bayi yang sedang
meronta-ronta", atau dia berkata dengan redaksi: "Berguling-guling
diatas tanah". Kemudian Hajar pergi meninggalkan Isma'il dan tidak kuat
melihat keadaannya. Maka dia mendatangi bukit Shafaa sebagai gunung yang paling
dekat keberadaannya dengannya. Dia berdiri disana lalu menghadap ke arah lembah
dengan harapan dapat melihat orang di sana namun dia tidak melihat seorang pun.
Maka dia turun dari bukit Shafaa dan ketika sampai di lembah dia menyingsingkan
ujung pakaiannya lalu berusaha keras layaknya seorang manusia yang berjuang
keras hingga ketika dia dapat melewati lembah dan sampai di bukit Marwah lalu
beridiri di sana sambil melihat-lihat apakah ada orang di sana namun dia tidak
melihat ada seorang pun. Dia melakukan hal itu sebanyak tujuh kali (antara
bukit Shafa dan Marwah).
قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَذَلِكَ سَعْيُ النَّاسِ بَيْنَهُمَا»
Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Itulah sa'iy yang mesti dilakukan oleh manusia (yang
berhajji) antara kedua bukit itu".
فَلَمَّا أَشْرَفَتْ عَلَى المَرْوَةِ سَمِعَتْ
صَوْتًا، فَقَالَتْ صَهٍ - تُرِيدُ نَفْسَهَا -، ثُمَّ تَسَمَّعَتْ، فَسَمِعَتْ
أَيْضًا، فَقَالَتْ: قَدْ أَسْمَعْتَ إِنْ كَانَ عِنْدَكَ غِوَاثٌ، فَإِذَا هِيَ
بِالْمَلَكِ عِنْدَ مَوْضِعِ زَمْزَمَ، فَبَحَثَ بِعَقِبِهِ، أَوْ قَالَ بِجَنَاحِهِ،
حَتَّى ظَهَرَ المَاءُ، فَجَعَلَتْ تُحَوِّضُهُ وَتَقُولُ بِيَدِهَا هَكَذَا،
وَجَعَلَتْ تَغْرِفُ مِنَ المَاءِ فِي سِقَائِهَا وَهُوَ يَفُورُ بَعْدَ مَا
تَغْرِفُ.
Ketika berada di puncak Marwah, dia mendengar ada suara, lalu dia
berkata dalam hatinya "diamlah" yang Hajar maksud adalah dirinya
sendiri. Kemudian dia berusaha mendengarkanya maka dia dapat mendengar suara
itu lagi maka dia berkata; "Engkau telah memperdengarkan suaramu jika
engkau bermaksud meminta pertolongan". Ternyata suara itu adalah suara
malaikat (Jibril 'Alaihissalam) yang berada di dekat zamzam, lantas Jibril
mengais air dengan tumitnya" atau katanya; dengan sayapnya hingga air
keluar memancar. Ibu Isma'il mulai membuat tampungan air dengan tangannya
seperti ini yaitu menciduk air dan memasukkannya ke geriba sedangkan air terus
saja memancar dengan deras setelah diciduk".
قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " يَرْحَمُ اللَّهُ أُمَّ إِسْمَاعِيلَ، لَوْ
تَرَكَتْ زَمْزَمَ - أَوْ قَالَ: لَوْ لَمْ تَغْرِفْ مِنَ المَاءِ -، لَكَانَتْ
زَمْزَمُ عَيْنًا مَعِينًا "
Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Semoga Allah merahmati Ummu Isma'il (Siti Hajar)
karena kalau dia membiarkan zamzam" atau sabda Beliau: " kalau dia
tidak segera menampung air tentulah air zamzam itu akan menjadi air yang
mengalir".
قَالَ: فَشَرِبَتْ وَأَرْضَعَتْ وَلَدَهَا،
فَقَالَ لَهَا المَلَكُ: لاَ تَخَافُوا الضَّيْعَةَ، فَإِنَّ هَا هُنَا بَيْتَ
اللَّهِ، يَبْنِي هَذَا الغُلاَمُ وَأَبُوهُ، وَإِنَّ اللَّهَ لاَ يُضِيعُ
أَهْلَهُ، وَكَانَ البَيْتُ مُرْتَفِعًا مِنَ الأَرْضِ كَالرَّابِيَةِ، تَأْتِيهِ
السُّيُولُ، فَتَأْخُذُ عَنْ يَمِينِهِ وَشِمَالِهِ،
Akhirnya dia dapat minum air dan menyusui anaknya kembali. Kemudian
malaikat berkata kepadanya: "Janganlah kalian takut ditelantarkan karena
disini adalah rumah Allah, yang akan dibangun oleh anak ini dan ayahnya dan
sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya". Pada saat itu
Ka'bah Baitullah posisinya agak tinggi dari permukaan tanah seperti sebuah
bukit kecil, yang apabila datang banjiir akan terkikis dari samping kanan dan
kirinya.
فَكَانَتْ كَذَلِكَ حَتَّى مَرَّتْ بِهِمْ
رُفْقَةٌ مِنْ جُرْهُمَ، أَوْ أَهْلُ بَيْتٍ مِنْ جُرْهُمَ، مُقْبِلِينَ مِنْ
طَرِيقِ كَدَاءٍ، فَنَزَلُوا فِي أَسْفَلِ مَكَّةَ فَرَأَوْا طَائِرًا عَائِفًا،
فَقَالُوا: إِنَّ هَذَا الطَّائِرَ لَيَدُورُ عَلَى مَاءٍ، لَعَهْدُنَا بِهَذَا
الوَادِي وَمَا فِيهِ مَاءٌ، فَأَرْسَلُوا جَرِيًّا أَوْ جَرِيَّيْنِ فَإِذَا هُمْ
بِالْمَاءِ، فَرَجَعُوا فَأَخْبَرُوهُمْ بِالْمَاءِ فَأَقْبَلُوا، قَالَ: وَأُمُّ
إِسْمَاعِيلَ عِنْدَ المَاءِ، فَقَالُوا: أَتَأْذَنِينَ لَنَا أَنْ نَنْزِلَ
عِنْدَكِ؟ فَقَالَتْ: نَعَمْ، وَلَكِنْ لاَ حَقَّ لَكُمْ فِي المَاءِ، قَالُوا:
نَعَمْ،
Ibu Isma'il, Hajar, terus melewati hidup seperti itu hingga kemudian
lewat serombongan orang dari suku Jurhum atau keluarga Jurhum yang datang dari
jalur bukit Kadaa' lalu singgah di hilir Makkah kemudian mereka melihat ada
seekor burung sedang terbang berputar-putrar. Mereka berseru; "Burung ini
pasti berputar karena mengelilingi air padahal kita mengetahui secara pasti
bahwa di lembah ini tidak ada air. Akhirnya mereka mengutus satu atau dua orang
yang larinya cepat dan ternyata mereka menemukan ada air. Mereka kembali dan
mengabarkan keberadaan air lalu mereka mendatangi air. Beliau berkata:
"Saat itu Ibu Isma'il sedang berada di dekat air". Mereka berkata
kepadanya; "Apakah kamu mengizinkan kami untuk singgah bergabung denganmu
di sini?". Ibu Isma'il berkata; "Ya boleh tapi kalian tidak berhak
memiliki air". Mereka berkata; "Baiklah".
قَالَ
ابْنُ عَبَّاسٍ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَأَلْفَى
ذَلِكَ أُمَّ إِسْمَاعِيلَ وَهِيَ تُحِبُّ الإِنْسَ» فَنَزَلُوا وَأَرْسَلُوا
إِلَى أَهْلِيهِمْ فَنَزَلُوا مَعَهُمْ، حَتَّى إِذَا كَانَ بِهَا أَهْلُ
أَبْيَاتٍ مِنْهُمْ، وَشَبَّ الغُلاَمُ وَتَعَلَّمَ العَرَبِيَّةَ مِنْهُمْ،
وَأَنْفَسَهُمْ وَأَعْجَبَهُمْ حِينَ شَبَّ، فَلَمَّا أَدْرَكَ زَوَّجُوهُ
امْرَأَةً مِنْهُمْ، وَمَاتَتْ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ،
Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Ibu Isma'il menjadi senang atas peristiwa ini karena
ada orang-orang yang tinggal bersamanya". Akhirnya mereka pun tinggal
disana dan mengirim utusan kepada keluarga mereka untuk mengajak mereka tinggal
bersama-sama di sana".Ketika para keluarga dari mereka sudah tinggal
bersama Hajar dan Isma'il sudah beranjak belia, dia belajar berbahasa arab dari
mereka, bahkan menjadi manusia paling berharga dan paling ajaib di kalangan
mereka. Kemudian Isma'il tumbuh menjadi seorang pemuda yang disenangi oleh
mereka. Setelah dewasa, mereka menikahkan Isma'il dengan seorang wanita dari
mereka dan tak lama kemudian ibu Isma'il meninggal dunia.
فَجَاءَ إِبْرَاهِيمُ بَعْدَمَا تَزَوَّجَ
إِسْمَاعِيلُ يُطَالِعُ تَرِكَتَهُ، فَلَمْ يَجِدْ إِسْمَاعِيلَ، فَسَأَلَ
امْرَأَتَهُ عَنْهُ فَقَالَتْ: خَرَجَ يَبْتَغِي لَنَا، ثُمَّ سَأَلَهَا عَنْ
عَيْشِهِمْ وَهَيْئَتِهِمْ، فَقَالَتْ نَحْنُ بِشَرٍّ، نَحْنُ فِي ضِيقٍ
وَشِدَّةٍ، فَشَكَتْ إِلَيْهِ، قَالَ: فَإِذَا جَاءَ زَوْجُكِ فَاقْرَئِي عَلَيْهِ
السَّلاَمَ، وَقُولِي لَهُ يُغَيِّرْ عَتَبَةَ بَابِهِ، فَلَمَّا جَاءَ
إِسْمَاعِيلُ كَأَنَّهُ آنَسَ شَيْئًا، فَقَالَ: هَلْ جَاءَكُمْ مِنْ أَحَدٍ؟
قَالَتْ: نَعَمْ، جَاءَنَا شَيْخٌ كَذَا وَكَذَا، فَسَأَلَنَا عَنْكَ
فَأَخْبَرْتُهُ، وَسَأَلَنِي كَيْفَ عَيْشُنَا، فَأَخْبَرْتُهُ أَنَّا فِي جَهْدٍ
وَشِدَّةٍ، قَالَ: فَهَلْ أَوْصَاكِ بِشَيْءٍ؟ قَالَتْ: نَعَمْ، أَمَرَنِي أَنْ
أَقْرَأَ عَلَيْكَ السَّلاَمَ، وَيَقُولُ غَيِّرْ عَتَبَةَ بَابِكَ، قَالَ: ذَاكِ
أَبِي، وَقَدْ أَمَرَنِي أَنْ أُفَارِقَكِ، الحَقِي بِأَهْلِكِ، فَطَلَّقَهَا،
Di kemudian hari Ibrahim datang setelah Isma'il menikah untuk mencari
tahu apa yang telah ditinggalkannya namun dia tidak menemukan Isma'il. Ibrahim
bertanya tentang Isma'il kepada istrinya Isma'il. Istrinya menjawab; "Dia
sedang pergi mencari nafkah untuk kami. Lalu Ibrahim bertanya tentang kehidupan
dan keadaan mereka. Istri Isma'il menjawab; "Kami mengalami banyak
keburukan dan hidup kami sempit dan penuh penderitaan yang berat". Istri
Isma'il mengadukan kehidupan yang dijalaninya bersama suaminya kepada Ibrahim.
Ibrahim berkata; "Nanti apabila suami kamu datang sampaikan salam dariku
dan katakan kepadanya agar mengubah daun pintu rumahnya". Ketika Isma'il
datang dia merasakan sesuatu lalu dia bertanya kepada istrinya; "Apakah
ada orang yang datang kepadamu?". Istrinya menjawab; "Ya. Tadi ada orang
tua begini begini keadaannya datang kepada kami dan dia menanyakan kamu lalu
aku terangkan dan dia bertanya kepadaku tentang keadaan kehidupan kita maka aku
terangkan bahwa aku hidup dalam kepayahan dan penderitaan". Isma'il
bertanya; "Apakah orang itu ada memberi pesan kepadamu tentang
sesuatu?". Istrinya menjawab; "Ya. Dia memerintahkan aku agar aku
menyampaikan salam darinya kepadamu dan berpesan agar kamu mengubah daun pintu
rumah kamu". Isma'il berkata; "Dialah ayahku dan sungguh dia telah
memerintahkan aku untuk menceraikan kamu maka itu kembalilah kamu kepada
keluargamu". Maka Isma'il menceraikan istrinya.
وَتَزَوَّجَ مِنْهُمْ أُخْرَى، فَلَبِثَ
عَنْهُمْ إِبْرَاهِيمُ مَا شَاءَ اللَّهُ، ثُمَّ أَتَاهُمْ بَعْدُ فَلَمْ
يَجِدْهُ، فَدَخَلَ عَلَى [ص:144] امْرَأَتِهِ فَسَأَلَهَا عَنْهُ، فَقَالَتْ:
خَرَجَ يَبْتَغِي لَنَا، قَالَ: كَيْفَ أَنْتُمْ؟ وَسَأَلَهَا عَنْ عَيْشِهِمْ
وَهَيْئَتِهِمْ، فَقَالَتْ: نَحْنُ بِخَيْرٍ وَسَعَةٍ، وَأَثْنَتْ عَلَى اللَّهِ،
فَقَالَ: مَا طَعَامُكُمْ؟ قَالَتِ اللَّحْمُ، قَالَ فَمَا شَرَابُكُمْ؟ قَالَتِ
المَاءُ. قَالَ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِي اللَّحْمِ وَالمَاءِ، قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ يَوْمَئِذٍ
حَبٌّ، وَلَوْ كَانَ لَهُمْ دَعَا لَهُمْ فِيهِ». قَالَ: فَهُمَا لاَ يَخْلُو
عَلَيْهِمَا أَحَدٌ بِغَيْرِ مَكَّةَ إِلَّا لَمْ يُوَافِقَاهُ، قَالَ: فَإِذَا
جَاءَ زَوْجُكِ فَاقْرَئِي عَلَيْهِ السَّلاَمَ، وَمُرِيهِ يُثْبِتُ عَتَبَةَ
بَابِهِ، فَلَمَّا جَاءَ إِسْمَاعِيلُ قَالَ: هَلْ أَتَاكُمْ مِنْ أَحَدٍ؟
قَالَتْ: نَعَمْ، أَتَانَا شَيْخٌ حَسَنُ الهَيْئَةِ، وَأَثْنَتْ عَلَيْهِ،
فَسَأَلَنِي عَنْكَ فَأَخْبَرْتُهُ، فَسَأَلَنِي كَيْفَ عَيْشُنَا فَأَخْبَرْتُهُ
أَنَّا بِخَيْرٍ، قَالَ: فَأَوْصَاكِ بِشَيْءٍ، قَالَتْ: نَعَمْ، هُوَ يَقْرَأُ
عَلَيْكَ السَّلاَمَ، وَيَأْمُرُكَ أَنْ تُثْبِتَ عَتَبَةَ بَابِكَ، قَالَ: ذَاكِ
أَبِي وَأَنْتِ العَتَبَةُ، أَمَرَنِي أَنْ أُمْسِكَكِ،
Kemudian Isma'il menikah lagi dengan seorang wanita lain dari kalangan
penduduk itu lalu Ibrahim pergi lagi meninggalkan mereka dalam kurun waktu yang
dikehendaki Allah dan setelah itu datang kembali untuk menemui mereka namun dia
tidak mendapatkan Isma'il hingga akhirnya dia mendatangi istri Isma'il lalu
bertanya kepadanya tentang Isma'il. Istrinya menjawab; "Dia sedang pergi
mencari nafkah untuk kami. Lalu Ibrahim bertanya lagi; "Bagaimana keadaan
kalian". Dia bertanya kepada istrinya Isma'il tentang kehidupan dan
keadaan hirup mereka. Istrinya menjawab; "Kami selalu dalam keadaan
baik-baik saja dan cukup". Istri Isma'il memuji Allah. Ibrahim bertanya;
'Apa makanan kalian? '. Istri Isma'il menjawab; "Daging". Ibrahim
bertanya lagi; "Apa minuman kalian? '. Istri Isma'il menjawab;
"Air". Maka Ibrahim berdo'a: "Ya Allah, berkahilah mereka dalam
daging dan air mereka". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Saat itu tidak ada biji-bijian di Makkah dan seandainya ada tentu Ibrahim
sudah mendo'akannya". Dia berkata; "Dan dari doa Ibrahim tentang
daging dan air itulah, tidak ada seorangpun selain penduduk Makkah yang
mengeluh bila yang mereka dapati hanya daging dan air". Ibrahim
selanjutnya berkata; "Jika nanti suamimu datang, sampaikan salam dariku
kepadanya dan perintahkanlah dia agar memperkokoh daun pintu rumahnya".
Ketika Isma'il datang, dia berkata: "Apakah ada orang yang datang
kepadamu?". Istrinya menjawab; "Ya. Tadi ada orang tua dengan
penampilan sangat baik datang kepada kami". Istrinya mengagumi Ibrahim.
Dia bertanya kepadaku tentang kamu maka aku terangkan lalu dia bertanya
kepadaku tentang keadaan hidup kita maka aku jawab bahwa aku dalam keadaan
baik-baik saja".". Isma'il bertanya; "Apakah orang itu ada
memberi pesan kepadamu tentang sesuatu?". Istrinya menjawab; "Ya. Dia
memerintahkan aku agar aku menyampaikan salam darinya kepadamu dan berpesan
agar kamu mempertahankan daun pintu rumah kamu". Isma'il berkata;
"Dialah ayahku dan daun pintu yang dimaksud adalah kamu. Dia
memerintahkanku untuk mempertahankan kamu".
ثُمَّ لَبِثَ عَنْهُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ، ثُمَّ
جَاءَ بَعْدَ ذَلِكَ، وَإِسْمَاعِيلُ يَبْرِي نَبْلًا لَهُ تَحْتَ دَوْحَةٍ
قَرِيبًا مِنْ زَمْزَمَ، فَلَمَّا رَآهُ قَامَ إِلَيْهِ، فَصَنَعَا كَمَا يَصْنَعُ
الوَالِدُ بِالوَلَدِ وَالوَلَدُ بِالوَالِدِ، ثُمَّ قَالَ يَا إِسْمَاعِيلُ،
إِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي بِأَمْرٍ، قَالَ: فَاصْنَعْ مَا أَمَرَكَ رَبُّكَ، قَالَ:
وَتُعِينُنِي؟ قَالَ: وَأُعِينُكَ،
Kemudian Ibrahim meninggalkan mereka lagi untuk waktu tertentu
sebagaimana dikehendaki Allah, lalu datang kembali setelah itu saat Isma'il
meletakkan anak panahnya di bawah sebatang pohon dekat zamzam. Ketika dia
melihatnya, dia segera menghampirinya dan berbuat sebagaimana layaknya seorang ayah
terhadap anaknya dan seorang anak terhadap ayahnya kemudian dia berkata;
"Wahai Isma'il, Allah memerintahkanku dengan suatu perintah". Isma'il
berkata; "Lakukanlah apa yang diperintahkan Rabbmu". Ibrahim berkata
lagi; Apakah kamu akan membantu aku?". Isma'il berkata; "Ya aku akan
membantumu".
قَالَ: فَإِنَّ اللَّهَ
أَمَرَنِي أَنْ أَبْنِيَ هَا هُنَا بَيْتًا، وَأَشَارَ إِلَى أَكَمَةٍ
مُرْتَفِعَةٍ عَلَى مَا حَوْلَهَا،
Ibrahim berkata; "Allah memerintahkan aku agar membangun rumah di
tempat ini". Ibrahim menunjuk ke suatu tempat yang agak tinggi di banding
sekelilingnya".
قَالَ: فَعِنْدَ ذَلِكَ
رَفَعَا القَوَاعِدَ مِنَ البَيْتِ، فَجَعَلَ إِسْمَاعِيلُ يَأْتِي بِالحِجَارَةِ
وَإِبْرَاهِيمُ يَبْنِي، حَتَّى إِذَا ارْتَفَعَ البِنَاءُ، جَاءَ بِهَذَا
الحَجَرِ فَوَضَعَهُ لَهُ فَقَامَ عَلَيْهِ، وَهُوَ يَبْنِي وَإِسْمَاعِيلُ
يُنَاوِلُهُ الحِجَارَةَ، وَهُمَا يَقُولاَنِ: {رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ
أَنْتَ السَّمِيعُ العَلِيمُ} [البقرة: 127]، قَالَ: فَجَعَلاَ يَبْنِيَانِ حَتَّى
يَدُورَا حَوْلَ البَيْتِ وَهُمَا يَقُولاَنِ: {رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ
أَنْتَ السَّمِيعُ العَلِيمُ} [البقرة: 127]
Perawi berkata; "Dari tempat itulah keduanya meninggikan pondasi
Baitullah, Isma'il bekerja mengangkut batu-batu sedangkan Ibrahim yang
menyusunnya (membangunnya) hingga ketika bangunan sudah tinggi, Isma'il datang
membawa batu ini lalu meletakkannya untuk Ibrahim agar bisa naik di atasnya
sementara Isma'il memberikan batu-batu' Keduanya bekerja sambil mengucapkan
kalimat do'a; ("Rabb kami, terimalah (amal) dari kami sesunggunya Engkau
Maha Mendengar dan Maha Mengetahui". Keduanya terus saja membangun hingga
mengelilingi Baitullah dan keduanya terus saja membaca do'a; ("Rabb kami,
terimalah (amal) dari kami sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha
Mengetahui"). (QS. Albaqarah 127).
(HR al-Bukhari di dalam Sahih al-Bukhari,
bilangan: 3365)